Kamis, 31 Maret 2016

AKU MENJAUH DULU, MENENANGKAN HATI

Aku tahu tapi aku memilih diam. Berontak dan berdebat denganmu membuatku lelah, jadi aku memilih untuk bungkam. Aku enggan melanjutkan karena pada akhirnya kita akan sama-sama merasa paling benar. Keegoisan manusia yang tertanam sejak lahir membuat kita merasa superior dan tak terkalahkan meskipun nyatanya kita tak lebih dari pembual ulung.



Aku menjauh dulu, menenangkan hati.

Rabu, 30 Maret 2016

INSPIRASI: DR. ZAKIR NAIK

Sepupu saya mengirimi saya sebuah pesan gambar yang isinya poster, poster pengajian yang akan diadakan di Tokyo dalam waktu dekat. Siapa sih pembicaranya? Zakir Naik. Gak kenal dan gak tau.
Saya sama sekali belum pernah mendengar namanya sebelumnya, Zakir Naik.

Sampai suatu hari ketika hari pengajian itu tiba, teman-teman saya banyak yang mau datang. Tak lama kemudian, dengar-dengar kabar bahwa teman-teman saya ini balik pulang ke rumah, karena rame banget sampai banyak yang masih ngantri di luar gedung berharap ingin masuk. Eh, kok ramenya sampe segitunya ya?

Saya penasaran, hingga akhirnya saya bertanya kepada salah seorang teman yang bisa masuk gedung untuk mendengarkan ceramah Dr. Zakir Naik. Emang tentang apa sih ceramahnya? Bagus ya? tanya saya.

Ceramahnya tentang Al-Quran. Kalau untuk datang ke pengajiannya, kayanya kamu ngga bakal suka, soalnya penuh banget sampe banyak yang ngga bisa masuk. Coba deh kamu cari di Youtube ceramah beliau.

Teman saya ini, entah kenapa, kalau dia yang bilang itu rasanya saya nurut aja. Pembawaannya kalem, jadi saya yang orangnya keras jadi mudah luluh. Sesampai di rumah, saya mengecek di Youtube ceramah-ceramah Dr. Zakir Naik. Sampai-sampai suggestion di Youtube saya jadi ceramah Dr. Zakir Naik semua. Jujur, saya ini tipe orang yang ngga mudah percaya, ngga mudah suka. Dinasehatin pun masih bandel. Kadang saya ngga suka datang pengajian karena ceramahnya membosankan atau gitu-gitu aja. Tapi, waktu saya nonton ceramahnya Zakir Naik, lain cerita, karena ceramahnya bukan ceramah biasa, ia lebih banyak membahas tentang tauhid dengan cara yang cerdas.

Anyway, yang saya tonton kebanyakan saat-saat beliau menjawab pertanyaan dari orang-orang non-muslim. Seringkali, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang non-muslim itu benar-benar tidak masuk akal, dalam artian pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang akan kita hindari karena merasa tidak pantas pertanyaan tersebut dan sebagainya.

Tak tanggung-tanggung, mereka nanya soal penciptaan manusia, tentang Muhammad, tentang Al-quran. Saya sendiri yang ilmu agamanya masih rendah, jadi punya pengetahuan baru. Ternyata, banyak hal-hal yang kita kerjakan sebagai muslim sebatas karena memang perintah, tetapi pertanyaan mengapa jarang hadir dalam benak kita.

Dr. Zakir Naik banyak melakukan analogi, yang menurut saya porsinya pas, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari umat kristiani, hindu, bahkan atheis. Misalnya, mengapa Tuhan menciptakan surga dan neraka? Apakah Tuhan membenci kedamaian, lalu mengapa menciptakan manusia?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu memang akan jarang kita temukan di Indonesia, karena ya, semua orang sudah menganggap memang begitu adanya. Beda halnya jika kita hidup di sekitar orang-orang yang memang tidak mengenal Islam, pertanyaan mengapa akan selalu muncul dari kepala mereka.
Selain itu, saya juga kagum dengan kecerdasannya dan keterbukaannya. Entah berapa banyak orang yang mengucapkan syahadat di depannya.

Minggu, 27 Maret 2016

10 TEMPAT DI KYOTO YANG WAJIB DIKUNJUNGI

Sepulang dari Kyoto, saya punya segudang cerita yang ingin saya tulis. Sampai sekarang, saya belum bisa move on dari Kyoto. Karena liburan kemarin saya cukup banyak berkunjung ke banyak tempat, jadi saya ingin merekomendasikan 10 tempat di Kyoto yang wajib kamu kunjungi. Saya juga akan sedikit cerita pengalaman saya tentang tempat-tempat berikut.

1. Arashiyama Bamboo Grove & Tenryu Ji

Seperti di post sebelumnya, saya menulis lebih detail tentang Arashiyama Bamboo Grove. Tempat ini adalah rekomendasi tempat nomor satu versi saya jika kamu ingin berkunjung ke Kyoto. Selain karena alasan pribadi yang menemukan momen yang nyaman, tetapi juga karena ada beberapa tempat wisata dalam satu kompleks, ibarat suasana alamnya dapat, ada kuil yang menyatu dengan Japanese garden, lengkap deh. Oh ya, menurut tour guide yang memandu kami, Japanese garden di sini adalah Japanese garden tertua di Jepang lho. Jangan lupa, kalau sempat dan ada budget, sewalah kimono untuk dipakai jalan-jalan, agar sekaligus benar-benar merasakan nuansa Jepang tempo dulu.





2. Fushimi Inari Taisha

Wah, kalau tempat ini sepertinya sangat terkenal ya dengan ratusan orange gatenya yang khas dijadikan latar foto para pengunjung yang datang. Bahkan, berdasarkan salah satu survei di internet, Fushimi Inari adalah tempat wisata terfavorit di Kyoto. Kemudahan aksesnya dari stasiun terdekat dan dari stasiun besar Kyoto juga menjadi salah satu nilai plus untuk tempat ini. Tak jarang, kalau musim libur tiba kita harus rela berdesak-desakan dengan pengunjung lain.

3. Gion

Kalau saya bilang, belum ke Kyoto kalau belum ke Gion. Gion adalah salah satu kawasan geisha di Kyoto. Letaknya di Shijo dori, tapi masuk ke gang kecil lagi. Suasana di gion ini benar-benar mengingatkan saya pada budaya Jepang tempo dulu. Menjelang malam tiba, dan kalau sedang beruntung, kamu bisa berpapasan dengan geisha yang berjalan menuju tempat kerja. Jangan heran juga jika kamu mendengar alunan alat musik khas Jepang di sepanjang jalan ini. Atau lampion-lampion merah dan toko souvenir. Waktu yang tepat untuk mengunjungi Gion adalah waktu petang menjelang malam. Cantik sekali. 


4. Byodo-In

Tempatnya agak jauh dari stasiun Kyoto, tepatnya di daerah Uji. Mungkin karena faktor jarak salah satunya, tempat ini tidak begitu ramai dibandingkan dengan Fushimi Inari dan Arashiyama. For your information, gambar Byodo-in diabadikan dalam koin 10 yen. Lebih dari itu, Byodo-in menawarkan suasana kuil yang tenang dengan nuansa dominan pada kuilnya berwarna oranye merah. Di sini juga ada museum Byodo-in yang menjelaskan sejarah Budha di Jepang. Tempat ini juga merupakan salah satu rekomendasi saya karena tempatnya yang sejuk di dekat gunung. Daerah Uji adalah daerah yang terkenal dengan matcha green tea. Maka dari itu, di sepanjang jalan menuju Byodo-in banyak toko oleh-oleh yang menjual beraneka makanan yang terbuat dari matcha green tea.


5. Kiyomizu Dera

Kalau berencana pergi ke tempat ini, saya sarankan datang saat musim semi atau musim gugur. Soalnya kemarin saya ke sana saat musim dingin jadi pohon-pohonnya gundul alias cuma ada ranting-ranting coklat aja. Tapi, kalau datangnya waktu autumn atau spring bagus banget. Berada di atas bukit, secara harfiah kiyomizu berarti air suci. Di kuil ini juga ada air sumur yang dianggap suci untuk meminta jodoh hehehe. Uniknya, kuil ini konon katanya dibuat dengan bahan-bahan alami dan tidak menggunakan paku. Ngga tau juga sih, saya ngga merhatiin sampe segitunya. Di dekat kuil juga ada pagoda yang biasanya dikunjungi oleh orang-orang yang ingin memiliki keturunan. 






6. Kinkaku Ji

Sebetulnya, bangunan yang dilapisin dengan emas itu merupakan vila milik emperor yang ditujukan untuk tamu yang datang. Tempatnya kecil, dan ada Japanese gardennya juga. Jadi saran saya ngga usah lama-lama di sini. 45 menit cukup untuk foto-foto plus jalan-jalan santai. 





7. Nishiki Market

Nishiki market ini bukan tempat wisata lho, tetapi tempat kuliner, seperti pasar yang isinya makanan. Cocok banget bagi kamu yang siang-siang kelaparan hehehe. Banyak penjual tempura dan makanan trandisional di Nishiki market. Saya beruntung menemukan minuman segar yang dijus langsung dari bauhnya, segaaaar. Saya salut dengan penataan pasar tradisional ini yang bersih dan rapi. 






8. Nara Park

Meskipun bukan Kyoto, kalau kamu punya waktu lebih, sempatkanlah berkunjung ke Nara Park yang luas banget ini. Di dalam Nara Park banyak spot-spot tempat bagus seperti kuil Big Budha dan taman rusa. Untuk mengelilingi Nara Park, perlu satu hari penuh yang memang dikhususkan untuk kesini.







9. Manga Museum

Bosan dengan kuil? Mainlah ke Manga museum karena semua komik seperti one piece dan conan lengkap di sini. Sayangnya, semuanya ditulis dalam bahasa Jepang huhuhu. Tempatnya cozy banget enak buat baca-baca. Desain arsitekturnya juga unik jadi malah ngga kelihatan seperti museum.


10. Kyoto International Community Center

Agar lebih mengenal budaya Jepang, mampir ke sini tidak ada salahnya. Waktu itu kami bebas memilih mau bikin lentera, japanese sweet, hairpin, atau menjahit. Saya memilih membuat lentera, karena yang saya rasa menarik dan bisa dibawa pulang, tapi ternyata semua peserta juga membawa hasil yang mereka buat hihihi. Seru lho merasakan langsung membuat souvenir khas Jepang. 

Yang jelas, kalau kamu cuma sehari dua hari berkunjung ke Kyoto, berat rasanya kalau harus mengunjungi semua tempat-tempat di atas. Tentukan prioritas tempat-tempat yang memang ingin kamu kunjungi di Kyoto. 

Sabtu, 26 Maret 2016

TOKYO DISNEYSEA






















Usai liburan ke Kyoto bulan lalu, saya sudah berencana main ke Disneysea di Jepang. Akhirnya, setelah nyari waktu yang pas, maksud 'waktu yang pas' di sini adalah ketika pengunjung di Disneysea tidak terlalu banyak. Setelah mengecek crowd calendar Disneysea, akhirnya ditentukanlah hari selasa beberapa minggu lalu. Kebetulan, hari itu sensei saya sedang ke Korea, jadi saya play hookey deh alias membolos buat ke Disneysea. Kebetulan, teman saya juga pengen main ke Disneysea jadi kami berangkat berdua.

Sehari sebelum berangkat kami menyiapkan strategi, karena, walaupun ceritanya main nih di Disneysea, tapi kalau tidak pakai strategi waktu kita bisa habis buat ngantre. Meskipun kita datangnya saat weekday, tapi tetap saja pesona Disney bisa membuat siswa-siswa di Jepang buat bolos sekolah lho.

Akhirnya kita janjian jam 6 pagi di stasiun. Lokasinya lumayan jauh sekitar 2 jam perjalanan naik kereta. Yang bikin kesal adalah, kereta yang ke arah Disneysea tiba-tiba ngga beroperasi saat kita akan berangkat. Duh, harus mengubah rencana. Mau tidak mau kita mengambil opsi lain (dan satu-satunya) yaitu naik bus langsung tujuan disney, tapi kita juga deg-degan kan bus ngga bisa diprediksi ya. Padahal niatnya kita pengen nyampe sana sebelum jam 8, waktu gerbang dibuka biar bisa ngambil fastpass cepet-cepet.

Kami tiba di Disneysea sekitar jam 9. Ketika masuk, WOW, saya jadi ingat kata-kalimat yang tertulis di tiket masuknya ‘where dreams come true’. Ini sih kaya dunia mimpi. Kita udah lari-larian aja di dalem. Ketika masuk saya menyahut salah satu peta yang judulnya ditulis dengan bahasa inggris. Crap pemirsa, tulisan di dalamnya jepang semua hahahah. Akhirnya kita sempat beberapa saat muter-muter nyari lokasi wahana. Beruntunglah pas kita lewat Journey to the center of the earth, mesin fastpass sedang beroperasi, jadi kita langsung buru-buru ngambil.

Kita dapat jatah waktu main jam setengah dua, jadi kita ngantri di Toy story mania selama dua jam sambil menunggu jam setengah dua. Meskipun sempat baca kalau wahana Toy story mania ini termasuk top attraction, saya ngga tau di dalam nanti itu atraksinya apa hahaha. Saya nanya ke teman saya, Astryd.

Tid kita nanti di dalem ngapain ya?

Tembak-tembakan, Pit.

Jadi nanti kita nembak kaya ala-ala texas gitu. zzz, kita ngantri dua jam cuma buat nembak kaya di pasar malam gitu? Terus kalau mission complete kita dapat apa?

Applause

Lalu saya diam. Agak gimana gitu ya ngantri cuma buat gituan doang.

Saat antrian kami sudah mulai dekat ke wahananya, kok bagus ya dekorasinya, colorful tapi tidak berlebihan. Bagus banget, niat banget ngedekornya. Saya jadi amazed gini ya.

Ternyataa…...

Meskipun judulnya tembak-tembakan, seruuuuu banget berasa penembak beneran, mana pake 3D lagi. Berasa penembak profesional haha. Animasinya wow. Kreatif banget. Nagih banget lah, sayang atraksinya hanya 15 menit. Lalu kita buru-buru balik ke tempat atraksi Journey to the center of earth. Karena belum memasuki jam setengah dua, kita belum diijinkan memasuki wahananya, jadi kami keliling-keliling dulu sambil cari fastpass. Untungnya, saat itu mesin fastpass 20.000 leagues under the sea sedang beroperasi, kami tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung ngantre untuk mendapatkan tiket fastpass.

Setelah waktu sudah memasuki 13.30, kami diperbolehkan memasuki wahana Journey to the center of the earth melalui jalur khusus pemegang kartu fastpass. Yuhuuu, bye-bye antrean panjang berjam-jam hahaha.















Begitu kita main Journey to the center of the earth, wahana ini didesain agar pengunjung seolah-olah merasa berada jauh ratusan meter di bawah permukaan tanah. Kira-kira suasananya mirip seperti suasana bawah tanah di film Lord of the ring. Panca indera kita ibarat diaktifkan semuanya, mulai dari pendengaran dan penglihatan sehingga kita bisa berimajinasi bahwa kita memang benar-benar berada di bawah tanah. Antara serem, deg-degan tapi seru. Lagi-lagi, mainnya cuma sebentar huhu.

Kami melanjutkan ke wahana lain yaitu 20.000 leagues under the sea yang sudah kami kantongi tiket fastpassnya hehehe. Wahana ini juga tidak bisa berhenti membuat saya breathtaking. Pensuasanaannya seperti objek sungguhan. Bahkan, saya dan teman saya bertanya-tanya, eh, ini kita di bawah air ya? Soalnya, tempat kita masuk wahana ini juga turun ke bawah danau, jadi kami kira sungguhan di bawah air, ternyata semua itu hanya ilusi semata hahaha.

Sejujurnya, banyak sekali wahana yang tidak kami kunjungi, karena sudah lelah dan malas mengantre berjam-jam lagi, jadi kami naik wahana yang ngantrenya ngga terlalu lama seperti Carousel dan berkeliling di sekitar arabic dan mermaid lagoon. Sesaat menjelang petang, kami naik Venetian Gondola, best timing! saat lampu-lampu udah mulai nyala dan kami menyaksikan senja dari atas perahu khas Venice.

Kami menutup hari dengan menyaksikan story book of Sinbad. Semacam rumah boneka seperti di dufan, tapi ini lebih real dan terlihat nyata. Saya penasaran sih, ternyata setelah saya perhatikan karakter-karakter bergerak seperti boneka sungguhan itu robot. Tapi luwes banget gerakannya.

Kesimpulannya? Menurut saya sendiri, sebenarnya, kalau untuk turis yang berkunjung ke Jepang, main ke Disney kalau ada waktu lebih saja. Kalau orang seperti saya lebih suka liburan ke tempat dengan nuansa Jepang kuno seperti di Kyoto. Tapi kalau kamu tipe-tipe orang yang di dufan aja betah, di sini saya jamin lebih betah.